Tahun 2014, bermula dari nama komunitas Gerakan Konservasi Burung Indonesia, sekarang sudah menjadi Gerakan Konservasi Binatang Indonesia. Hal ini mengingat kegiatan-kegiatan GENKOBI lebih banyak konsentrasinya di ekologi dan edukasi untuk konservasi.
Kami bersentuhan dengan beraneka satwa di alam luas dan di masyarakat, sehingga jika hanya konsen di burung itu kuran gluas sebagai lahan bergerak.
1. TERAPI BURUNG WONG Elare;
yaitu menyembuhkan beberapa problem penyakit yang ada di burung, seperti pengobatan burung, dan edukasi ke masyarakat. Treatment dan terapi burung agar tetap sehat, memberikan produk pakan yang sehat bagi burung. Dan juga treatment pelatihan burung, dan juga budidaya breeding burung (ternak).
yaitu menyembuhkan beberapa problem penyakit yang ada di burung, seperti pengobatan burung, dan edukasi ke masyarakat. Treatment dan terapi burung agar tetap sehat, memberikan produk pakan yang sehat bagi burung. Dan juga treatment pelatihan burung, dan juga budidaya breeding burung (ternak).
Hal ini dilakukan di Jogja Bersama Mas Bayu di Asrama AL-AZHAR, sekarang Mas Bayu pulang ke Madiun. Tahun 2015.
2. Warung Gendam Rasa, yaitu tempat ngumpul bermacam-macam orang selain penghobi burung, dan penghobi mancing, penghobi kopi, buku, juga sebagai media belajar kesenian atau menulis skenario film. Di situ juga belajar senirupa topeng, menggambar, epnulisan naskah, pengaktoran, lighting , dan kostum, tari juga di situ. Musik dihidupkan.
Bersama Bayu, Herman, Adlan, Sopyan, dan Rahmad.
Dulu jalan hingga tiga tahun atau 2016, namun dikarenakan kecelakaan usaha, karena ayahanda kang Elex waktu itu meninggal sehingga kang Elex harus pulang dulu ke Grabag , dan usaha tidak ada yang melanjutkan.
Dari situlah Kang Elex kemudian melakukan riset konstruksi dan material sarang. Kang Elex pergi mengembara ke Banten, Jakarta, terus Bandung, Purwakarta untuk melakukan riset sarang burung.
Kang Elex memikirkan pola konservasi dengan membuat program Ruang Konservasi Alternatif.
Misalkan dengan menjadikan kampus atau perkantoran sebagai tempat konservasi binatang yang memungkinkan. Hari pertama dilakukan di UIN Serang bekerjasama dengan MAHAPEKA (Mahasiwa Pelestari dan Pecinta Alam).
Menghasilkan treathment burung perkutut di kampus biar berkembang biak.
Burung manyar gagal dikarenakan ekologinya kurang mendukung.
Prenjak lumut, prenjak tamu sudah jadi banyak di Kampus UIN Serang.
3. TAMAN SUROPATI
Setelah itu Kang Elex melakukan ujicoba di taman Suropati. (2017)
Mengundang burung tekukur menggunakan burung merpati, sehingga burung tekukur menjadi banyak.
Kemudian melepaskan kutilang, kepodang, trucukan, betet, Tupai di Taman Suropati (Jakarta)
dan sekarang bias berkembang biak dengan baik.
TAman Suropati itu miliknya kedutaan Amerika, disana ada Buku Taman, ada komunitas Suropati, anak Seni Rupa dan Teater/ Sastra. Imam, Jibal, Tina, si Doddy.
Di sana GENKOBI menjadikan ruang konservasi alternative dan bias dikatakan berhasil. Dikarenakan melihat tingkat efektifitasnya, kemudian Kang Elex balek ke Ciputat.
Taman Suropati yang ditinggalkan sekarang masih.
4. Konservasi alternatif di CIPUTAT (UIN Jakarta)
Tahun pertengahan 2017, GENKOBI mereplikasi langkah-langkah yang ada di Taman Suropati Jakarta untuk diterapkan di Ciputat dengan pola yang sama.
Selain GENKOBI melepas burung-burung Limukan., Srikatan, burung kutilang, dan burung bawang, burung tanduk, sembari melakukan riset Sarang.
GENKOBI begitu tertarik meriset sarang karena di Indonesia belum ada. Baik itu konstruksi sarang maupun materialnya. Hal ini sangat bermanfaat untuk langkah breeding dan juga untuk ditiru dalam konstruksi bangunan manusia.
5. Pengembangan Jalak Kebo dan Jalak Suren
di gambir Jakarta dan di MONAS.
di TIM Taman Ismail Marzuki.
6. Pengembangan Sugar Greder (Tupai Terbang)
belum berhasil, dikarenakan ekologinya tidak mendukung. Namun seringkali di Monas masih terlihat.
Dengan pola gerakan underground kurang luas cakupannya, kemudian GENKOBI mulai merombak ke arah seni dan budaya. Dengan membuat konsep-konsep teater tradisi yang bernafaskan kearifan local dan konservasi alam hidup.
Misalkan membikin TARIAN LARUNG SEMBAH, GABUR SEMBAH, JAMASAN dan PANJAMUS, ART-Climbing,
Tarian Larung Sembah yaitu adalah melarungkan doa-doa dengan melepaskan fauna/ biota air.
Tarian gabur Sembah yaitu menari sambal menerbangkan bianatang.
JAMASAN adalah mandi untuk menjelang puasa. penyembuhan. dan nanti orangnya boleh memilih mau melepaskan binatang atau menanam pohon.
PANJAMUS adalah membakar hal-hal yang tidak berguna, mengumpulkan sampah-sampah non organic untuk dibakar untuk dibakar seperti dalam budaya Hindu. seperti halnya festival ogoh-ogoh, sampah itu diarak dan dipenghujungnya dibakar di tempat yang luas.
Art-Climbing yaitu sebagai media masuk ke mahasiswa pecinta alam untuk menyebarkan pemikiran konservasi alam. di MAHAPEKA dan untuk Teater yaitu untuk OLAH GERAK.
7. Art Farming dan Ekofarming.
Seni dalam pertanian. Hal ini untuk memicu generasi muda agar mau bertani. Bertani adalah hal yang keren dan trend, karena bahwa bertani itu juga membutuhkan keilmuan lain sampai mencapai nilai estetika.
Ecofarming adalah diangkat dari budaya BADUI.
Budaya BADUI mereka sangat bias dijadikan contoh dalam hal menjaga ekologi dengan baik.
Dalam bertani mereka tidak untuk membasmi hama, bahkan mereka tidak mencangkul dan tidak memupuk.
Sebenarnya suku badui mengikuti system alam, menyesuaikan diri dengan system alam.
Misalnya kenapa mereka tidak boleh mencangkul ? Menurut anggapan mereka, mencangkul itu menyakiti bumi.
Secara teori pertanian, lahan di lereng-lereng pegunungan ketika dicangkul, nantinya humus akan hilang terbawa air.
Nah ini berarti pemikiran mereka sudah maju, berbeda dengan pertanian terasering di tempat lain yang dicangkul dan menggunakan obat kimia/ pupuk dan pestisida sintesis.
Menjadikan lahan pertanian menjadi rusak, sementara lahan suku Badui tidak rusak.
Kearifan local di Badui itu kemudian diadopsi GENKOBI betapa pentingnya menjaga ekologi.
Kalau tidak menggunakan Pestisida kimia, maka suku Badui menggunakan pembunuh hama alami.
Misalkan terjadi wabah walang sangit, maka suku Badui menanam jagung jelly sebagai makanan walang sangit.
Ketika padi itu diserang belalang, maka mereka menanam talas untuk makanan belalang.
sehingga belalang tidak jadi menyerang padi.
Mereka membuat alat music namanya karinding, agar hama tidak betah di teritorialnya dan menyebabkan beberapa serangga menjadi mandul.
Konsep ini sebenarnya merupakan Pengalihan Perhatian agar hama tidak ajdi makan tanaman budidaya.
ada pepatah mereka , "Panjang jangan dipotong, pendek jangan disambung."
Artinya kita hidup dengan apa yang sudah ada. Nah kalua di ekosistem kan mereka tidak boleh membawa habitat lain, kemudian mereka tak boleh membasmi atau menghilangkan habitat yang sudah ada.
Selain dengan menjaga ekologi, mereka juga membuat system pemerintahan untuk mendukung pelestarian budaya mereka.
Misalnya mereka itu tidak boleh menabung selain garam, kain, dan padi. Mereka dilarang menjual padi, pamali (tidak elok) menjual padi. Lumbung padi itu harusnya diwariskan ke anak cucu.
Tidak ada kepemilikan lahan secara pribadi. Mereka hanya menggunakan hak guna lahan yaitu mengelola lahan semata.
dengan aturan seperti ini, masyarakat badui itu memiliki hal untuk mengelola lahan yang belum dikelola oleh oran glain.
Artinya pertanian itu tetap terolah, tidak ada lahan nganggur, dan tidak ada krisis pangan.
8. Ujicoba Bawang Merah dan Jahe dengan Aquaponik
membuat taman-taman di kampus dengan menggunakan barang-barang bekas.
Karena ingin praktek Bawang dengan sistim rak, GENKOBI membantu menghidupkan pertanian bawang di Brebes.
9. Di Brebes itulah mulai didirikan LIFOLOGY LABORATORY (sekolah keterampilan hidup).
dengan budidaya bawang merah, karena kondisi pertanian bawang merah sudah kritis, sehingga GENKOBI menggunakan metode pertanian system rak.
Sistem rak yaitu menanam bawang di rak dengan media tanam baru untuk mensiasati kondisi pertanian di Brebes yang tanahnya sudah kritis / rusak. Dan juga untuk mensiasati air yang kadang-kadang sulit di musim kemarau.
Warga Brebes harus beli air di Tegal karena tidak punya irigasi sendiri.
Bawah rak untuk kolam, atasnya untuk menanam bawang merah.
Hal ini berarti tanah pertanian bias libur dulu sebagai pemulihan kesuburan tanah, dan petani masih tetap bias berproduksi dengan penambahan produk ikan.
Hal ini sudah berlangsung dan bias panen selama 4 kali dengan metode rak, namun masyarakat merasa aneh dengan system ini.
Pendidikan anak dengan kepeduliaan lingkungan mulai digalakkan dengan membersihkan saluran irigasi.
Breeding burung lovebird (budidaya ternak) dijalankan dengan system diliarkan.
Membikin ruang-ruan anak.
Mulai mempraktekkan art-farming yaitu menanam bawang merah dengan dibuat boneka landak, panda, dengan media karung yang tak terpakai.
Menanam buncis, kacang Panjang, pare, dengan lanjaran dengan bentuk wayang agar menarik.
Sayuran dibikin motif batik.
Sehingga akhirnya banyak orang yan gselfie di tempat pertanian tersebut, sehingga petani tidak perlu jaualan lagi sayuran di pasar, namun pembeli sudah berbondong-bondong dating dan membeli sendiri.
Bahasa kerennya AGROWISATA.
10. Perpustakaan JAKAPOLENG : menaruh buku-buku di kebun.
Masih di Brebes. Tepatnya di kampung Lembarawa.
Tujuan mendirikan Perpustakaan di Kebun yaitu biar akses baca anak-anak menjadi lebih mudah, di kebun tersebut kita membuat mainan anak bermacam-macam yan gramah lingkungan. Contohnya Ayun-ayunan dari kayu. Jungkat jungkit sambil mompa sumur, perang-perangan air untuk menyiram tanaman di kebun.
Bikin sepeda Udara untuk memompa air dari kolam ke pot-pot.
Bikin prau-prau untuk membersihkan sampah di saluran irigasi. nanti anak-anak bermain prau sambal membersihkan sampah irigasi.
Sampah-sampah tersebut yang belum bias diolah, lalu dijual dengan membuat klinik sampah kepada mbah Pait. Mbah Pait adalah tokoh yan gdulunya dituakan di desa situ.
11. Planet Sampah di Magelang (dinas lingkungan hidup magelang/ kkbm)
menjadikan tempat pembaungan sampah menjadi media belajar dan tempat wisata yang menarik.
12. Perjalanan GENKOBI berlanjut ke Banten melakukan pemetaan di bukit-bukit kars, karena disana ada Pabrik Gama yang mulai memperluas pabrik semen GAMA.
Genkobi berusaha mencounter perluasan pabrik dengan riset goa-goa untuk menjadikan wisata konservasi goa-goa.
Perjuangan itu dilanjutkan oleh kawan-kawan MAHAPEKA.
Goa-goa itu kemudian dibuka menjadi tempat wisata yaitu Goa Sahyang di Bokorkanas, deket Abuya.
Goa Lalai, Danau Burung, dan sebagian besar Goa-goa karena mitologi nya belum kuat sehingga kurang eberani untuk dibuka sebagai tempat wisata konservasi.
13. GENKOBI ke Ciputat membantu garapan Teater Elnama untuk Garapan Teater Jalmus Kalimasada.
sebuah naskah wayan gorang yan gdijadikan Pertunjukan Teater yang dulu rencananya akan dijadikan wayang orang Betawi. Sutradaranya yaitu Eko Khotib,untuk mengangkat batik-batik Betawi, wayang Betawi, dan tradisi-tradisi Betawi.
Karena garapan belum memungkinkan utuk dilanjutkan secara serius, kemudian GENKOBI melakukan rihlah (perjalanan perubahan ekosistem) ke Batang, jawa Tengah. Untuk konservasi terumbu karang, karena di Batang sedang gencar-gencaran pendirian PLTU Batang.
Genkobi melakukan upaya pendampingan di Batang untuk mendampingi petani, karena lahannya ditutup seng-seng padahal belum ada ganti rugi.
Gunung Slamet oleh Project Jerman akan dibuat Pembangkit Listrik Tenaga Panas BUmi. Indonesia hanya memiliki modal 25% digabung dengan Malaysia, secara ekologis ini sangat berbahaya, dan melihat dari sisi geologi ini akan beresiko tinggi. Karena Gunugn Slamet tingginya 20300 m dpl, dan akan dibor sejauh 20500 dpl sehingga sangat membahayakan.
Hal itu masih eksplorasi, belum tentu listriknya mampu mencukupi kebutuhan, dan dikhawatirkan akan terjadi bencana Geologis.
dengan contoh yang di Manado pembangkit listrik tenaga bumi JEBOL, lumpurnya seperti LAPINDO berupa Magma dingin.
14. Advokasi Genkobi di Kulonprogo
GENKOBI melakukan riset budaya untuk persiapan pendampingan petani dikarenakan mau dibangun Bandara International NYIA (New Yogyakarta
15. Pendampingan di Suroloyo
menghadapi proyek Bedah Menoreh, Jogja akan membikin jalan tol yang menghubungkan Bandara. kemudian akan membuat jalan bawah tanah. Jalan bawah tanah akan dibangun sepanjang Bukit Menoreh hingga ke Jogja bagian selatan. di jalur Menoreh.
Secara geologi ini akan bahaya dan tidak memungkinkan.
Secara budaya, Menoreh merupakan asset budaya karena di sana perkembangan budaya Islam itu kuat dan ada petilasan-petilasan Sunan Kalijaga, Ki Seto (murid Sunan Kalijaga), Jenderal Soedirman, dll.
Di Suroloyo GENKOBI membangun pagar alang-alang sebagai alat komunikasi masyarakat dan pergerakan budaya.
Namanya alang-alang Diyu, untuk melindungi Suroloyo dari atas.
Titik Suroloyo dipilih karena Suroloyo menjadi Salahsatu bukti kita tinggal di lempeng bumi Eurasia, dengan bukti ketika di jaman Ki Seto itu, kiblat di bukit menorah itu pernah bergeser. Dan itu diingatkan oleh Sunan Kalijaga
Melihat kondisi seperti itu, berarti ketika proyek BEDAH MENOREH dijalankan akan berbahaya secara Geologi. Suroloyo dalam pewayangan adalah KAHYANGAN, kenapa Sunan Kalijogo menjadikan Suroloyo sebagai kahyangan ? Pasti ada segala sesuatunya.
Tidak ada komentar